GENERASI MILENIAL DAN MEDIA SOSIAL

Oleh:

1.Fenia Nuraeni

2.Mukhlisah Izzati

3. Titin Andriani

Generasi  milenial atau sering juga disebut milenial saja adalah istilah yang populer menggantikan istilah generasi Y (Gen Y). Generasi milenial merupakan generasi yang melibatkan teknologi dalam segala aspek kehidupan. Bukti nyata yang dapat diamati adalah hampir seluruh individu dalam generasi tersebut memilih menggunakan ponsel pintar. Dengan menggunakan perangkat tersebut para millennial dapat menjadi individu yang lebih produktif dan efisien. Dari perangkat tersebut mereka mampu melakukan apapun dari sekadar berkirim pesan singkat, mengakses situs pendidikan, bertransaksi bisnis online, hingga memesan jasa transportasi online. Generasi ini mempunyai karakteristik komunikasi yang terbuka, pengguna media sosial yang fanatik, kehidupannya sangat terpengaruh dengan perkembangan teknologi, serta lebih terbuka dengan pandangan politik dan ekonomi. Sehingga, mereka terlihat sangat reaktif terhadap perubahan lingkungan yang terjadi di sekelilingnya.

Generasi milenial identik dengan handphone dan media sosial. Media sosial adalah sebuah media daring, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, menciptakan blok, jejaring sosial, forum, dan dunia virtual. Sudah menjadi rahasia umum, sekarang banyak genersai milenial bahkan balita yang sudah menggunakan handphone.  Media sosial sudah menjadi kebutuhan pokok manusia, selain sembako. Dari mulai bangun tidur, beraktifitas sehari-hari dan menjelang tidur, media sosial menjadi wahana interaksi bagi anak-anak hingga orang dewasa bahkan orang tua.

Setiap handphone biasanya terhubung dengan internet. Generasi milenial selalu berusaha untuk selalu terkoneksi dimanapun berada. Sehingga handphone dan internet menjadi kebutuhan pokok. Setiap handphone memiliki fitur-fitur atau aplikasi media sosial yang sangat menarik penggunanya.

Media sosial adalah sebuah media online, dimana para penggunanya bisa dengan mudah berkomunikasi dan berbagai informasi. Jenis-jenis media sosial yang sangat familiar digunakan oleh masyarakat tak terkecuali generasi milenial antara lain Facebook, Youtube, Instagram, Twitter, Whatsapp dan sebagainya.  Eksistensi sosial ditentukan dengan jumlah follower dan like media sosialnya. Semakin banyak jumlah follower dan like-nya, maka semakin tinggi eksistensi sosialnya. Begitu juga sebaliknya semakin sedikit jumlah follower dan like–nya, maka semakin rendah eksistensi sosialnya. Generasi milenial tanpa media sosial pasti akan dicap sebagai generasi yang kuno, ketinggalan jaman dan ketinggalan teknologi.

Kehadiran handphone telah merubah kehidupan manusia. Jarak yang selama ini dituding menjadi biang keladi dalam berkomunikasi sudah bukan lagi sebagai penghalang. Sebagian besar generasi milenial zaman sekarang, merasa dirinya sangat tergantung pada handphone. Kehadiran handphone sangat membantu kemudahan hidup dan komuniksi. Tujuan kemudahan hidup itu pula yang memaksa dirinya memutuskan menggunakan handphone. Alasannya, biar bisa berkomunikasi dengan mudah. Tidak bisa dipungkiri lagi, bagi mereka yang hidup di perkotaan maupun di pelosok desa, di zaman dunia modernini dituntut segala sesuatunya serba cepat dan mudah, maka memiliki handphone seperti sebuah keharusan.

Handphone dan media sosial,  menurut kami seakan-akan sudah menjadi candu bagi masyarakat terutama generasi milenial sehingga tidak dapat dipisahkan seper sekian detikpun dari kehidupannya.  Tak  sedetikpun waktu tanpa handphone!, Hidup generasi milenial terasa hampa, sunyi tanpa akses media sosial.  Membalas Whatsapp teman dunia maya menjadi kebiasaan. Sampai teman yang posisinya dekat dengan dirinya terhiraukan. Senyum-senyum sendiri bahkan tertawa terbahak-bahak dengan tak menghiraukan kondisi sekitar.

Kami sangat prihatin melihat kondisi negeri ini. Mulai dari generasi zaman sekarang yang merasa dirinya tergantung pada handphone. Generasi masa kini identik dengan handphone di genggaman tangan hampir selama 24 jam non stop. Aplikasi di handphone seperti game dan media sosial banyak menawarkan berbagai kemudahan yang membuat generasi milenial betah berlama-lama dalam menggunakannya. Munculnya berbagai aplikasi game online yang menarik seperti mobile legends dan free fire mengakibatkan generasi milenial banyak yang kecanduan. Hal tersebut memberikan pengaruh secara langsung, baik positif maupun negatif.

Update status menjadi kegiatan rutin generasi milenial. Generasi milenial yang kecanduan media sosial, setiap menitnya selalu update status, pergi kemana-mana update, semua serba update. Mau makan update status, mau tidur update status, jalan-jalan update status, mau apapun selalu update status. Lirik status teman juga menjadi rutinitas yang tak tergantikan.

Kami rasa, seiring dengan mudahnya mengakses jaringan internet dan media sosial telah menjelma sebagai gaya hidup generasi milenial. Tidak hanya di kota, akan tetapi sudah menjangkau sampai ke pelosok desa, bahkan di daerah ”miskin” signalsekalipun. Sebagai pengguna aktif media sosial terbanyak, generasi milenial sangat cepat menerima pesan atau informasi yang ada di media sosial. Belum sempurnanya kematangan pemikiran generasi milenial, menurut kami akan membawa dampak atau pengaruh negatif terhadap informasi yang tidak baik melalui media sosial. Seperti yang kita ketahui, media sosial merupakan wadah bagi generasi milenial untuk menuangkan kebebasan berekspresi, baik itu dalam bentuk gambar ataupun pesan-pesan yang terkadang menyesatkan atau hoax.

Media sosial sendiri akan memberikan dampak bagi para generasi milenial itu sendiri. Baik secara positif maupun negatif. Menurut kami, dampak positif perkembangan media sosial adalah mempermudah komunikasi, kita dengan muda mengakses ilmu pengetahuan dengan cepat tanpa mengenal batas waktu dan tempat, berbisnis online, berkorespondensi dengan penelitia negara lain dapat kita lakukan.  Asalkan ada handphone dengan pulsa internetnya dan ada signal, maka semuanya dapat kita akses.  Tidak perlu lagi kita menulis surat secara manual, pergi ke kantor pos dan menunggu balasan surat yang membutuhkan waktu beberapa hari.

Begitu banyak dampak positif yang diperoleh generasi milenial  dari perkembangan media sosial. Akan tetapi, menurut kami dampak negatifnya pun tidak kalah banyak daripada dampak positifnya. Menurut kami, dampak negatif penggunaan media sosial terhadap genersi milenial yang sangat mengkuatirkan adalah terpaparnya generasi milenial dengan hal-hal yang berbau pornografi. Tidak sedikit generasi milenial yang sudah pernah mengakses situs pornografi baik disengaja maupun tidak disengaja. Generasi milenial sebaik apapun bisa  terpapar pornografi karena ketika mengakses internet, seringkali situs pornografi akan muncul. Generasi milenial yang memiliki sifat rasa ingin tahu yang tinggi pasti akan ”terbujuk” untuk membuka situs pornografi tersebut. Menurut kami jika genersi milenial sudah pernah mengakses situs pornografi, akan berakibat mereka akan kecanduan untuk mengakses situs pornografi yang lain. Naudzubillah mindalik.

Dampak negatif dari perkembangan media sosial yang lainnya adalah mengakibatkan generasi milenial yang tidak membutuhkan teman untuk berbicara. Generasi milenial lebih enjoy berbicara dengan media sosial yang ada di handphone-nya daripada teman “nyata” yang ada di depannya. Sehingga sudah menjadi pandangan yang biasa dan terbiasa ada kumpulan beberapa orang yang ada pada tempat dan waktu yang sama, tetapi mereka tidak berbincang-bincang. Masing-masing “menikmati” dan lebih “enjoy” dengan handphone-nya. Menurut kami, kalau dulu orang akan ramai ketika bertemu pada suatu tempat, maka sekarang berkebalikan. Berkumpul banyak orang, tapi “sepi”, “sunyi” dan “senyap” karena masing-masing ”repot” dengan media sosial yang ada di handphone-nya.

Keramahan dan sopan santun yang dimiliki dan menjadi ciri khas bangsa Indonesia perlahan mulai memudar juga merupakan dampak negatif dari perkembangan media sosial. Media sosial yang digunakan seharusnya untuk berbagi informasi seakan menjadi tempat untuk saling mengkritik, saling menghina, dan saling menjatuhkan. Kebebasan berpendapat menjadi acuhan mereka untuk menuangkan segala hal yang diinginkan.

Bullying menjadi hal yang biasa di media sosial. Perilaku ini dapat menjadi suatu kebiasaan dan melibatkan ketidak seimbangan kekuasaan sosial atau fisik. Sekarang sedang viral kasus aksi bullying di media sosial. Bullying adalah suatu tindakan negatif yang dilakukan secara berulang-ulang dimana tindakan tersebut sengaja ataupun dilakukan dengan tujuan untuk melukai dan membuat seseorang merasa tidak nyaman. Aksi bullying tersebut dilakuan oleh anak yang dibawah umur dan remaja yang masih mencari jati dirinya. Menurut kami, hal ini sangat disayangkan untuk generasi kedepannya. Jika tetap seperti ini, mampukah generasi milenial memimpin bangsa kedepannya?.

Tidak heran jika generasi milenial sekarang mudah dapat berkata kasar bahkan melakukan tindakan kekerasan terhadap temannya sendiri. Salah satu penyebabnya adalah tontonan di media sosial yang tidak pantas untuk generasi milenial.  Jika media sosial sendiri digunakan untuk ajang pamer dan dimana seseorang yang hanya ingin membuat sensasi dan memberikan opini buruk kepada orang lain itu berbahaya bagi orang lain yang menggunakan media sosial. Maka menurut kami, perlu adanya tindakan “super tegas” agar pelaku bullying menghentikan tindakannya.

Semenjak media sosial menyedot perhatian publik, sebagian besar menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengunjungi situs yang ada di media sosial. Dengan segala kemudahannya semua hal bisa kita  ketahui melalui media sosial. Media sosial terbukti efektif dalam memberikan kontribusi besar bagi siapapun yang disukai atau dibenci, positif maupun negatif, membangun ataupun merusak, sangat tergantung pada pemakainya. Maka menurut kami, mari generasi milenial sebagai penerus bangsa!!!! Kita gunakan media sosial dengan positif, cerdas, arif, bijaksana, dan sebaik-baiknya.

Catatan:

Karya Tulis ini Disusun untuk Mengikuti Lomba Membuat Opini/Tanggapan dalam Festival Literasi Sekolah 2019 SMPN 3 Peterongan di Ponpes Darul Ulum Jombang untuk Siswa/i SMP/MTs Sederajat Tingkat Jawa Timur

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *